LEADERSHIP (chapter : 1)

KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN

Pengantar

Seiring dengan perubahan pasar global, melalui pengenalan teknologi baru dan persaingan produk, perusahaan mau tidak mau harus mengadakan perubahan jika ingin tetap sukses.

Harapan yang membumbung dari pelanggan berkaitan dengan biaya, mutu, dan kecepatan pengiriman/pengantaran produk dan jasa yang sangat ditekankan di tempat kerja. Kebutuhan terhadap kepemimpinan melalui perusahaan merupakan hal yang sangat jelas terhadap pelaku bisnis dimanapun. Tujuan mereka adalah meliputi pengambilan keputusan yang terfokus hingga ke tingkat yang paling bawah. Dengan demikian tanggapan  berubah menjadi suatu kesempatan untuk memuaskan relasi. Ini dimaksudkan untuk setiap orang pekerja harus dapat menberi nilai tambah pada produk dan/atau pelayanan.

Para pekerja yang dimasa lalu diminta untuk ikut pada keputusan atasannya, sekarang ini diperlukan untuk memecahkan masalah dan mengambil tindakan yang lebih bertanggung jawab. Para pekerja sekarang ini mesti memberi pengaruh pada teman sekerja dan menyerap semua sumber daya disetiap bagian dalam perusahaan. Semua karyawan dituntut untuk mengembangkan metoda yang lebih produktif dan efisiensi dalam kerjanya. Perusahaan telah komit untuk sukses pada jangka panjang dan memerlukan waktu untuk menciptakan tempat kerja yang menggabungkan kunci dari nilai kerja sama, teknik yang sempurna dan customer satisfaction. Perusahaan juga harus menciptakan suatu kemauan kepemimpinan diri di dalam setiap departemen dan semua level.

APA ITU KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah suatu bakat atau kemampuan untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk mengambil tindakan yang positif dalam mencapai sasaran ( target ).

Dimasa lampau, kepemimpinan ditunjukan sebagai atasan-atasan yang mana visi dimasa datang terus dikembangkan untuk mencapai sasaran. Manajemen suatu perusahaan mengasumsikan bahwa itulah satu-satunya tanggung jawab untuk menjamin hasil.

Sekarang ini perusahaan lebih berfokus dengan jenis kepemimpinan apa yang bisa membuat produk lebih unggul, meningkatkan pelayanan, hemat biaya dan lagi-lagi costumer satisfaction. Jenis kepemimpinan ini datang dari suatu sumber bakat dan komitmen pekerja, jenis kepemimpinan ini kita sebut kepemimpinan “Pengarah diri / Selt directed”.

Kepemimpinan pengarah diri menantang setiap tim dalam membantu memecahkan masalah, meningkatkan mutu, meningkatkan pangsa pasar dan menciptakan lingkungan kerja yang mampu mengkafer/memotivasi orang agar bisa bekerja dengan terbaik. Anda akan menerima jenis perusahaan ini sebab kepemimpinan adalah nyata. Top manajemen akan menentukan kecepatan langkah dari individu maupun kelompok membuat keputusan dan mengambil tindakan dengan penuh pertimbangan dan tanggung jawab.

FOKUS KEPEMIMPINAN PENGARAH DIRI

Kepemimpinan pengarah diri dimulai dengan kemampuan anda dalam memahami dan menggunakan tiga pokok inti, yang mana akan membantu anda dalam memeberikan hasil lebih cepat seiring dengan keterbatasan sumber daya.

·         Tindakan :  Kemampuan memprakarsai rencana dan juga sebagai suatu katalis bagi lainnya yang dapat     ruskan usahanya dan secara bersama-sama menghasilkan produk yang  memnuhi target atau bahkan melebihi. Tindakan menciptakan hasil yang mencerminkan visi, nilai dan startegi pasar perusahaan.                    

·         Pengaruh :  Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mau ikut mengambil  tindakan dan menerima tanggung jawab. Kekuatan untuk mempengaruhi orang lain bisa menjadi terbaik disaat pendengaran dan tanggung jawab yang dibutuhkan oleh individu maupun kelompok dikombinasikan untuk menghasilkan tindakan dalam mencapai sasaran (goods). Sasaran keuntungan bisnis, organisasi dan anggota.

·         Motivasi :  Kemampuan memanfaatkan sesuatu yang ada dan megganti kebutuhan individu yang dimilki    dalam mencapai sasaran kelompok. Motivasi datang dari dalam diri sendiri dan sumber dari luar, seperti masyarakat.

TIGA TIPE PEMIMPIN

Sebagai perusahaan yang secara kontinu melakukan restruktur operasinya, urutan ((hierarchy) kerja akan cepat menghilang. Penempatan jenjang badan hukum (karir) berarti menyanjung organisasi, dengan banyaknya kekurangan pengaturan pekerjaan. truktur baru ini mengijinkan team ini membuat keputusan lebih banyak. Anggota team diharapkan dapat memperoleh hasil melalui pengaruh kawan sekerja dan dari beberapa departemen  lainnya. Mereka harus bertanggung jawab dalam hal pekerjaannya yang lebih cepat dan benar.

PEMIMPIN BARU

Þ      1. Pemimpin Bisnis

Pemimpin bisnis bertanggung jawab dalam menjelaskan bisnis. Mereka menciptakan visi, misi dan nilai perusahaan., mereka mengembangkan strategi bisnis dan pemasaran mereka mengatur adanya tantangan yang besar. Beberapa pemimpin yang bertanggung jawab dalam kategori ini antara lain presiden, wakil presiden dan direktur.

Þ      2. Pemimpin Team

Pemimipin team bertanggung jawab mengenai perolehan hasil melalui teamnya, fokus mereka pada sumber daya perusahaan , kerja kelompoknya dan kemampuan memenuhi kebutuhan relasi. mereka menentukan sasaran & tujuan yang spesifik yang mencerminkan tantangan dari pemimpin bisnis dan secara terus menerus meningkatkan mutu. Mereka menyediakan suatu kunci aturan perusaahan  didalam kaitannya dengan perspektif & pengalaman pemimpin bisnis dan pemimpin individu. Beberapa contoh tergolong dalam pemimpin team adalah Departemen / Kepala Staff (pembukuan, SDM, pembelian, dll), Manajer Proyek dan Pemimpin Proses. 

Þ      3. Pemimpin Individu

Pemimpin individu bertanggung jawab mengenai hasil kerja yang dikerjakan oleh rekan sekerja. Mereka menyediakan informasi sebagai bahan umpan balik bagi pemimpin lain mengenai operasional dan pasar. Informasi mereka boleh mengganti/merubah salah satu tantangan yang lebih besar dari pemimpin bisnis atau dari sasaran dan tujuan spesifik yang mereka susun dalam pemimpin team. Secara khusus mereka bertanggung jawab dalam memastikan bahwa proses dan teknologi terbaik yang digunakan dalam menuju penyelesaian pekerjaan. Pemimpin individu yang termasuk dalam kategori ini antar lain : Fungsi Silang (Cross-Functional), Divisi Silang (Cross-Divisional) dan Anggota Team Pengarah Kerja (Process Improvement Teams, New Product Launch Team, Integration Teams), Anngota Kelompok Pelayanan Relasi.

Gambaran Empat Gaya Kepemimpinan

I. Official (Petugas) .

Mengandalkan pada peraturan dan petunjuk, lebih menyenangi hal yang bersifat tertulis.

Prilaku Khas : Merujuk pada pengambil keputusan. Cenderung untuk bersikap adil dan netral agar fungsi berjalan baik. Tidak memakai gaya orang tertentu, mengetahui  “saluran -saluran yang tepat” dan “cara yang benar untuk menangani sesuatu”.

2.  Expert (Ahli) .

Bergerak berdasarkan pengalaman pribadi; memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pekerjaan.

Prilaku Khas : Merasa tidak terdapat pengganti (dirinya) dalam mengupayakan perbaikan. Dapat memperlihatkan bagaimana sebuah tugas diselenggarakan. Jika tertekan dapat bertindak secara cepat/langsung untuk mendapatkan hasil. Cenderung untuk  “sembunyi tangan dalam bisnis”  bahkan terkadang pada hal yang tidak semestinya.

3. Counselor (Penasehat) .

Memelihara hubungan pribadi dengan bawahan.

Prilaku Khas : Mencoba untuk membangun kepercayaan. Menetapkan tujuan yang saling menguntungkan dengan setiap bawahan.  Merupakan pendorong tapi juga dapat bersikap keras apabila bawahan gagal mencapai tujuan. Mencoba untuk membantu bawahan dalam mencapai kepuasan melalui kerja.

4. Team Builder (Pembangun Team) .

Menggunakan kelompok kerja untuk motivasi dan kedisiplinan.

Prilaku Khas :  Menitikberatkan pada keterbukaan dan kesepakatan. Mencoba untuk mencapai keseimbangan antara keinginan kelompok dengan tujuan organisasi. membagi tanggung jawab pada kelompok kerja, dengan  membuat keyakinan bahwa tujuan yang diharapkan dalam organisasinya akan tercapai. Percaya bahwa “kita” adalah kekuatan. Memahami dan selalu siap untuk mengambil resiko atas gaya kepemimpinan ini.

Ada  5 kunci yang harus dimiliki agar membuahkan kepemimpinan yang efektif :

1.      Mencoba memahami situasi keseluruhan

2.      Menghargai dan bisa membedakan jenis/type orang

3.      Menentukan cara memotivasi tiap individu

4.      Membangun wawasan & keputusan yang baik

5.      Sesuikan gaya kepemimpinan anda pada situasi dan individu.

Sembilan dasar bangunan (pokok) agar kepemimpinan bisa efektif :

Þ      1. Komunikasi.

Pemimpin yang efektif harus dapat mengkomunikasikan baik secara lisan maupun secara tertulis. Mereka harus dapat membuat kelompoknya meningkat dalam kerjanya, terutama jelas dalam mengeluarkan pendapat dan ide, konsep dan usulan mereka harus juga pandai mendengar dan memahami pandangan orang lain.

Þ      2. Perencanaan & Organisasi.

Pemimpin yang efektif, harus dapat membuat petunjuk bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini termasuk membuat skedul, pendelegasian dan prioritas program / pengaturan. Kemampuan membuat rencana dan sasaran (guals) yang tepat  adalah merupakan sumber daya perusahaan yang terpenting.

Þ      3. Hubungan Antar -Personil

Agar pemimpin efektif  harus dapat membangun dan menjaga hubungan kerja yang baik (positif) dengan atasan, rekan sekerja maupun bawahan. Mereka harus dapat menangani konflik dan beda pendapat dengan pemecahan kekeluargaan (kebersamaan). Mereka harus dapat menciptakan suasana “WIN-WIN” dalam mengeluarkan jalan pemecahan.

Þ      4. Judgment/Decision – Makin (Pengadilan/Pengambilan keputusan)

Pemimpin yang efektif harus dapat menginterprestasikan situasi secara cermat dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Mareka harus dapat menghitung pengaruh dari tindakan yang akan diambil.

Þ      5. Problem-Solving/Analytical

Pemimpin yang efektif harus dapat memiliki kemampuan dalam menidentifikasikan dan memecahkan masalah., mereka harus dapat menentukan sebab masalah dan mengevaluasi alternatif dari pemecahan masalah. Rekomendasi dari mereka dalam tindakan harus jelas dan ringkas, menuju pada pemecahan masalah yang dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.

Þ      6. Personel Influence

Pemimpin yang efektif harus dapat mendemonstarsikan kemampuannya untuk memproses perhatian dan penghargaan (hormat) dari orang lain. Mereka harus dapat mengerjakan sama baiknya dengan rekan sekerja dan atasan.

Þ      7. Creativity / Innovativeness

Pemimpin yang efektif harus dapat membangkitkan ide-ide baru dan gagasan-gagasan baru. mereka harus berfokus pada tindakan yang memang memberikan dampak positif bagi bisnis perusahaan. Mereka harus juga dapat membawa ide-ide baru tersebut ke dalam praktek sehari-hari (day-to-day practice).

Þ      8. Teanwork / Collaboration

Pemimpin yang efektif harus dapat memberikan sumbangan yang berharga pada kelompok dan usaha team

Þ      9. Integrity

Pemimpin yang efektif harus dapat menjaga standar etika yang baik bagi dirinya maupun teman sekerja. Mereka harus dapat berkorban untuk kepentingan keseluruhan bagi perusahaan.

Diakses oleh : @_pararaja

LEADERSHIP (chapter 2)

KINERJA LEADERSHIP

Dalam organisasi pada umumnya, sering kita jumpai seseorang yang memegang posisi leadership tidak menghasilkan kinerja bagi organisasi yang dipimpinnya, sehingga timbul pertanyaan : “Sebenarnya kinerja macam apa yang diharapkan dari leader?”. Banyak penyebab yang menjadikan leader tidak menghasilkan kinerja bagi organisasi yang dipimpinnya.

¨       PERTAMA :

Kemungkinana leader tidak memahami kinerja yang diharapkan dari posisisnya sebagai leader.

¨       KEDUA :

kemungkinan leader tidak memahami peran leadership yang disandangnya

¨       KETIGA :

Kemungkinan leader tidak memiliki leadership skill yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja leadership

¨       KEEMPAT :

Kemungkinan leader tidak memiliki semangat untuk memfokuskan dan mendorong usahanya dalam menghasilkan kinerja leadership.

Diperlukan kerangka konseptual kinerja untuk memberikan peta bagi para leader tentang komponen yang diperlukan untuk membangun kinerja leadership bagi oganisasi. Oleh karena perwujudan kinerja untuk membangun kinerja leadership melibatkan banyak personel di dalam organisasi, diperlukan rerangka konseptual yang dapat dijadikan sebagai working model, sehingga leader dapat menghasilkan kinerja leadership.

MANAGERSHIP VERSUS LEADERSHIP

Managership berbeda dengan leadership dalam beberapa hal berikut ini :

1.Leadership berhubungan dengan top line: “Apa yang ingin kita hasilkan?”.

*         Managership berkaitan dengan bottom line : “Bagaimana kita menghasilkan sesuatu

      dengan cara terbaik”.

2.Leadership melaksanakan sesuatu yang tepat.

*         Managership melaksanakan sesuatu dengan benar.

3.Leadership menentukan apakah tangga disandarkan pada dinding yang tepat.

*         Managership berkaitan dengan efisinsi dalam pemanjatan tangga menuju keberhasilan.

4.Leadership berkaitan dengan inovasi dan penciuman inisiatif .

*         Managership berkaitan dengan pengkopian, dan pengelolaan status quo.

5.Leadership berkaitan dengan “apa” dan “mengapa”.

*         Managership berkaitan dengan “bagaimana”.

6.Leadership berkaitan dengan kepercayaan (trust)-berkaitan dengan kemanusiaan.

*         Managership berkaitan dengan sistem, pengendalian, prosedur, kebijakan dan struktur.

Leader adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan visi yang mengandung kewajiban untuk mewujudkannya, yang membawa orang lain ke tempat yang baru, yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan visinya ke dalam kenyataan. Leader memiliki kemampuan menarik orang lain untuk secara bersama-sama mewujudkan visinya. Apa yang dilakukan oleh leader adalah menginspirasi orang lain, dan memberdayakan orang lain untuk mewujudkan visinya. Leader menarik orang lain bukan mendorong orang lain.

Usaha untuk menjadi seorang leader bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan, sebagaimana tidak mudah pula untuk menjadi seorang dosen, dokter. Oleh karena itu, jika orang mengatakan bahwa menjadi leader adalah mudah, orang tersebut sebenarnya membohongi dirinya sendiri. Namun , belajar untuk memimpin sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang kita perkirakan, karena kita masing-masing memiliki potensi untuk menjadi seorang leader. Proses untuk menjadi seorang leader persis sama dengan proses untuk menjadi manusia seutuhnya. Leader memegang kepercayaan orang lain, yang terdiri dari  bawahan, pengikut, staf, rekan kerja lain. Pengikut mengharapkan leader untuk menafsirkan realitas, menjelaskan kenyataan sekarang, dan melukiskan gambaran masa depan (visi) yang harus diwujudkan. Leader memerlukan kerangka konseptual untuk membangun kinerja leadership yang menjadi tanggung jawabnya dan untuk membangun leadership potensial seluruh anggota organisasi.

KINERJA LEADERSHIP

Orang yang memegang posisi leadership perlu memahami kinerja apa yang dituntut dari padanya untuk dapat memenuhi persyaratan peran, kompetensi, dan usaha yang diperlukan dalam meghasilkan kinerja tersebut. Secara singkat leader organisasi dituntut untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan agar organisasi mampu bertahan hidup dan berkembang di dalam lingkungan bisnis yang dimasukinya. Dan oleh karena lingkungan bisnis global sekarang ini sangat turbulen, organisasi sangat memerlukan leader  untuk menciptakan perubahan-perubahan yang diperlukan oleh organisasi, agar organisasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis. bahkan  oleh karena perubahan di lingkungan bisnis global telah mengalami perubahan menjadi pesat, radikal, konstan, dan pervasif. Leader dituntut untuk membangkitkan leadership potensial semua anggota organisasi, sehingga organisasi memiliki banyak leader untuk mampu secara respontif menghadapai perubahan atau menciptakan perubahan yang diperlukan.

Untuk menghsilkan kinerja leadership dan untuk membangkitkan leaderhip potensial seluruh anggota organisasi, leader memerlukan suatu rerangka konseptual sebagai working model.

RERANGKA KONSEPTUAL KINERJA LEADERSHIP

Rerangka konseptual kinerja leadership (conceptual framework  of leadership performance) adalah suatu struktur komponen-komponen yang membentuk kinerja orang yang memegang posisi leadership. Rerangka konseptual ini dipakai sebagaim model untuk membangun kinerja leadership yang bersifat abstrak. Setiap komponen yang membentuk rerangka konseptual ini dapat dikembangkan lebih lanjut secara rinci dan bersifat konseptual pula.

Mengapa kinerja leadership memerlukan rerangka konseptual ?…

Kerangka konseptual kinerja leadership dibutuhkan untuk :

1.      Memungkinkan orang yang memegang posisi leadership memahami kinerja yang dituntut daripadanya berupa peran, ketrampilan, serta usaha yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja tersebut.

2.      Memungkinkan  leader membangkitkan leadership potensial seluruh anggota organisasi, sehingga organisasi secara responsif mampu menghadapi perubahan, bahkan menciptakan perubahan yang diperlukan.

Penjelasan Singkat Rerangka Konseptual Kinerja leadership

Kinerja leadership (kotak No. 1) ditentukan oleh tiga faktor : bakat dan kemampuan (kotak No. 2), persepsi tentang peran (kotak No. 3), dan usaha (Kotak No. 4).

 

 

 

Leadership skill

 7

 

 Belief and Courage

 

 

Value-Adding Role

 

 

 Usaha

 

Bakat dan kemampuan

 

 

 Persepsi tentang Peran

 

 Kinerja

 

 

 

Risk and learning

 

Menjadikan Organisasi sebagai Mission-Focused, Vision-Directed, Philososphy-Driven,dan Value-Based Institution

 9

 6

 8

 3

 4

 2

 1

 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar : Rerangka Konseptual Kinerja Leadership

Kinerja leadership pada dasarnya adalah untuk menjadikan organisasi yang dipimpinnya sebagai mission-focused, vision-directed, philosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5).

Oleh karena leader dituntut untuk menghasilkan kinerja leadership seperti tersebut diatas, maka leader perlu memahami value-adding role (kotak No. 6) yang disandangnya. Untuk mampu melaksanakan value-adding role tersebut, leader perlu memiliki leadership skill  memadai (kotak No.7).

Usaha (kotak No.4) merupakan faktor yang menentukan apakah bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh leader (kotak No.2) dan persepsi tentang peran (kotak No.3) mampu menghasilkan kinerja leadership (kotak No.1). Untuk mampu menjadikan organisasinya srbagai mission-focused, vision-directed, philosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5), leader memerlukan sarana untuk memacu usahanya dan usaha seluruh anggota organisasi. Risk and learning (kotak No.8) merupakan pembangkit usaha leader dan seluruh anggota organisasi untuk mewujudkan kinerja leadership. Belief dan courage (kotak No.9) merupakan pemacu semangat leader dan seluruh anggota organisasi di dalam usaha mewujudkan kinerja leadership.

KINERJA YANG DITUNTUT DARI LEADER

Dalam posisinya sebagai leader, kinerja apa yang dituntut dari seseorang?.  Penentuan kinerja macam apa (kotak No.1) yang dituntut dari seorang leader sangat menentukan peran yang disandang oleh seseorang (kotak No.3), bakat dan kemampuan (kotak No.2) yang diperlukan untuk melakasankan peran tersebut, serta usaha (kotak No.4) yang dicurahkan untuk mewujudkan bakat dan kemampuan dalam peran yang dipegangnya.

Di dalam memimpin organisasi, pada dasarnya leader dituntut menghasilkan kinerja untuk menjadikan organisasinya sebagai mission-focused , vision-directed, phylosophy-driven, dan value-based institution (kotak No.5).

ING NGARSA SUNG TULADA (PATH FINDNING)

Seorang leader harus berada didepan sebagai tokoh teladan.

Apa makna “di depan leader memberikan teladan?”

1.      Leader memiliki visi, sesuatu kemampuan untuk melihat melampaui realitas sekarang untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, dan untuk mencapai keadaan yang belum pernah dialami sebelumnya. Visi menjadikan leader terdepan dalam cara berpikir, melampaui orang pada umumnya. Visi menjadikan leader terbuka terhadap hal-hal baru yang merupakan trend masa yang akan datang. Leader adalah trend setter.

2.      Leader merumuskan visi organisasi dan memilki komitmen tinggi terhadap visi organisasi yang telah dirumuskan.

3.      Leader mengkomunikasikan visi organisasi kepada seluruh anggota organisasi agar di dalam diri orang tersebut tumbuh komitmen mereka terhadap visi organisasi.

4.      Leader tidak hanya memiliki komitmen terhadap visi organisasi yang telah dirumuskan, namun juga memiliki komitmen terhadap perjalanan untuk mewujudkan visi organisasi menjadi kenyataan.

5.      Komitmen seorang leader terhadap visi dan proses untuk mewujudkan visi dikomunikasikan melalui prilaku yang mudah diamati oleh seluruh anggota organisasi.

6.      Leader adalah tokoh teladan yang merupakan orang terdepan dalam menghayati misi organisasi, terdepan dalam menunjukan komitmennya terhadap visi organisasi, terdepan untuk mengkomunikasikan core beliefs dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi, dan terdepan untuk mewujudkan core values ke dalam perilakunya sepanjang perjalanan mewujudkan visi organisasi.

ING MADYA MANUN KARSA (ALIGNING)

Seorang leader berasa di tengah bersama-sama dengan pengikutnya membangkitkan keyakinan dasar (core beliefs) dan nilai dasar (core values) agar para pengikutnya tetap bersemangat tinggi dalam perjalanan mewujudkan visi organisasi. Perjalanan untuk mewujudkan visi ibarat “swimming  upstream”, merupakan perjalanan yang menguras enerji, berjangka panjang, dan penuh dengan rintangan. Meskipun leader telah secara jelas menggambarkan visi organisasi yang perlu diwujudkan di masa depan, namun jika dalam perjalanan mewujudkan visi tersebut dijumpai kegagalan, orang  akan cenderung meragukan kebenaran visi dan orang akan mudah kembali ke cara berpikir dan bertindak lama yang telah dikenal sebelumnya. Oleh karena itu, tanpa core beliefs yang kuat terhadap visi yang telah  dirumuskan, orang dapat kehilangan semangat dalam perjalanan untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, leader perlu menanamkan core beliefs kepada anggota organisasi untuk membangkitkan dan mempertahankan semangat anggota organisasi dalam perjalanan untuk mewujudkan visi organisasi.

Seorang leader memiliki kesediaan untuk menerima kegagalan yang dilakukan oleh pengikutnya. kesediaan ini memacu anggota organisasi untuk melakukan eksperimen suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam menciptakan improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Tidak ada kegairahan untuk bereksprimen akan menyebabkan tidak jadinya improvement, dan tidak adanya improvement berarti tidak ada perubahan. Padahal perubahan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi di lingkungan bisnis yang turbulen.

TUT WURI HANDAYANI (MOTIVATING AND INSPIRING)

Seorang leader berada di belakang anggota organisasi untk melakukan pemberdayaan terhadap pengikutnya melalui pendidikan, pelatihan, penyadiaan teknologi memadai, serta dukungan. Dukungan seorang leader kepada pengikutnya dapat berupa sumber daya yang diperlukan oleh pengiut untuk mewujudkan visi dan dukungan moral berupa pemberian semangat kepada pengikut, jika mereka kekurangan atau kehilangan semangat dalam perjalanan panjang untuk mewujudkan visi organisasi.

                                                                                   Diakses oleh : @_pararaja 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teknologi pengendalian limbah cair (Spec. Tekstil)

Adopted from : Forlink

Limbah cair merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan industri tekstil karena memberikan dampak yang paling luas, disebabkan oleh karakteristik fisik maupun karakteristik kimianya yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempumaan tekstil. Limbah cair akan mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yana ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, serta serat yang terlepas dengan cara kimia atau mekanik selama proses produksi berlangsung.

Untuk menjamin terpeliharanya sumber daya air dari pembuangan limbah industri, pemerintah dalam hal ini Menteri Negara KLH telah menetapkan baku mutu limbah cair bagi kegiatan yang sudah beroperasi yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara KLH Nomor: Kep-03/KLH/ II/1991. Agar dapat memenuhi baku mutu, limbah cair harus diolah dan pengolahan limbah tersebut memerlukan biaya investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit. Maka pengolahan limbah cair harus dilakukan secara cermat dan terpadu di dalam proses produksi dan setelah proses produksi agar pengendalian berlangsung dengan efektif dan efisien.

Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan (minimisasi) limbah yang terjadi, volume limbah minimal dencan konsentrasi dan toksisitas yang juga minimal. Pada bab sebelumnya telah diuraikan upaya-upaya minimisasi limbah cair yang harus dilakukan. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya hingga limbah cair memenuhi syarat untuk dapat dibuang (memenuhi baku mutu yang ditetapkan). Dengan demikian dalam pengelolaan limbah cair untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah (disposal). Cara pengolahan limbah cair yang saat ini telah dilakukan olch pabrik tekstil yang paling banyak adalah cara kimia yaitu dengan koagulasi menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang banyak digunakan adalah ferosulfat, kapur, alum, PAC dan polielektrolit. Pada cara ini, koagulan digunakan untuk menggumpalkan bahan-bahan yang ada dalam air limbah menjadi flok yang mudah untuk dipisahkan yaitu dengan cara diendapkan, diapungkan dan disarig. Pada beberapa pabrik cara ini dilanjutkan dengan melewatkan air limbah melalui Zeolit (suatu batuan alam) dan arang aktif (karbon aktif). Cara koagulasi umumnya berhasil menurunkan kadar bahan organik (COD,BOD) sebanyak, 40-70 % Zeolit dapat menurunkan COD 10-40%, dan karbon aktif dapat menurunkan COD 10-60 %.

Zat warna tekstil merupakan suatu senyawa organik yang akan memberikan nilai COD dan BOD. Penghilangan zat warna dari air limbah tekstil akan menurunkan COD dan BOD air limbah tersebut. Sebagai contoh dari basil percobaan di laboratorium BBT, air limbah tekstil yang mengandung beberapa zat warna reaktif sebanyak 225 mg/L mempunyai COD 534 mg/L dan BOD 99 mg/L, setelah dikoagulasi dengan penambahan larutan Fero (Fe2+) 500 ma/L dan kapur (Ca2+) 250 mg/L air limbah tinggal mengandung zat warna 0,17 mg/L dengan COD 261 mg/L dan BOD 69 mg/L.

Kelemahan dari cara ini dihasilkannya lumpur kimia (sludge) yang cukup banyak dan diperlukan pencelolaan sludge lebih lanjut. Pengelolaan sludge yang saat ini dilakukan yaitu dengan mengeringkan sludge pada drying bed lalu dimasukkan ke dalam karung. Beberapa pabrik telah mengunakan alat pengerin lumpur yaitu filter press atau belt press yang akan megeluarkan air yang terkandung dalam lumpur tersebut.

Cara lain yang mulai banyak dilakukan adalah cara biologi, yaitu memanfaatkan aktifitas mikroba biologi untuk menghancurkan bahan-baban yang ada dalam air limbah menjadi bahan yang, mudah dipisahkan atau yang, memberi efek pencemaran rendah . Cara biologi yang banyak dilakukan adalah cara aerobik metode lumpur aktif. Dengan cara tersebut air limbah dengan lumpur aktif yang, megandung mikroba diaerasi (untuk memasukkan oksigen) hingga terjadi dekomposisi sebagai berikut :

Organik + O2—-> CO2 + H20 + Energi

Cara lumpur aktif yang telah dilakukan dapat menurunkan COD, BOD 30 – 70 %, bergantung pada karakteristik air limbah yang, diolah dan kondisiproses lumpur aktif yang dilakukan.

Beberapa pabrik tekstil terutama pabrik dencan skala besar telah melakukan pengolahan dengan gabungan cara kimia (koagulasi), cara fisik (penyerapan) dan cara biologi (lumpur aktif).

Dari hasil pengamatan dilapangan pelaksanaan pengolahan limbah cair masih banyak yang kurang memperhatikan kondisi proses pengolahan yang harus dilakukan. Setiap metode penglahan memerlukan kondisi proses tertentu agar diperoleh hasil yaga optimal.

Contohnya: pada beberapa pabrik tekstil yang, melakukan proses koagulasi kurang memperhatikan pH, jumlah pembubuhan bahan kimia (koagulasi) yang tepat dan pengadukan, padahal ketiga parameter tersebut sangat menentukan keberhasilan proses koagulasi . Akibatnya pembentukan “flok” tidak sempuma sehingga proses koagulasinya kurang, berhasil menurunkan (memisahkan) bahan pencemar dan wama dari air limbah.

Pengolaban limbah cair memerlukan biaya investasi dan biaya operasi yang tidak sedikit. Oleh karena itu pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang tepat dan teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian UPL yang cermat. Utamanya dalam perencanaan, apabila perencanaan sudah tidak tepat akan berakibat timbulnya berbagai kesulitan dalampengoperasian serta biaya tinggi dengan hasil yang tidak memadai.

Dalam menentukan/perencanaan desain IPAL terhadap air limbah yang akan diolah hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Zat pencemar dalam air limbah industri teksil terdiri dari bahan organik dan anoranik yang mempunyai sifat terlarut atau terdispersi dalam air serta padatan kasarnya , seperti sisa serat dan benang.
  • Jumlah air limbah (debit) yang harus diolah perhari, serta fluktuasi jumlah air limbah dalam 1 hari. 1 minggu, dan 1 bulan.
  • Jenis bahan yang terkandung dalam air limbah yaitu bahan yang di lepas dari serat serta bahan kimia yang di bubuhkan dalam suatu proses, dan karakteristik (sifat) kimia dari setiap jenis bahan-bahan tersebut, misalnya sifat toksitasnya dan lain-lain.
  • Karakterstik kimia dan karakterstik fisik dari air limbah

Selanjutnya dalam menentukan/menilai suatu desain IPAL hendaknya diperhitungakan faktor-faktor berikut:

  • Jaminan efektifitas/kemampuan menghilangkan/menurunkan bahan pencemar yang terkandung dalam air limbah
  • Ketersediaan lahan
  • Kemudahan pengoperasian
  • Perimbangan biaya investasi dan biaya operasi
  • Produk samping yang dihasilkan, misalnya lumpur, gas-gas dan sebainya, serta cara pengelolaannya.

Dengan mempertimbangkan faktor – faktor di atas akan ditentukan metode pengolahan, untuk mendapatkan metode yang ideal memang tidak mudah, akan tetapi sekurang – kurangnya dapat ditentukan skala prioritas terhadap faktor – faktor tersebut.

Pada umumnya pengolahan air limbah industri tekstil memerlukan tahap-tahap pengolahan sebagai berikut

  1. Pemisahan padatan kasar yaitu sisa serat dan padatan kasar lainnya
  2. Segregrasi, hal ini dilakukan apabila air limbah dari suatu proses tertentu mempuyai sifat yang spesifik, mempunyai beban pencemaran yang sangat tinggi dibandingkan dengan air limbah dari proses lainnya, atau bersifat racun (toxic), sehingga apabila digabungkan akan memberatkan atau menyulitkan proses pengolahan.
  3. Ekualisasi untuk menghomogenkan konsentrasi zat pencemar, temperatur dan sebagainya, serta untuk menyamakan laju alir/debit atau menghindari /mengurangi fluktuasi laju alir.
  4. Penghilangan /penurunan atau penghancuran bahan organik terdispersi.
  5. Penghilagan bahan organik dan anorganik terlarut.

Tahap 1, 2 dan 3 merupakan Pre-treatment. Tahap ini tidak- banyak memberikan efek penurunan COD, BOD, tetapi lebih banyak ditujukan untuk membantu kelancaran dan meningkatkan efektifitas tahap pengolahan selanjutnya.

 

Diakses oleh : @_pararaja

PENGAWETAN BAHAN KIMIA

Secara garis besar pengawetan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :

1) Cara alami

2) Cara biologis

3) Cara kimiawi

1) PENGAWETAN SECARA ALAMI

Proses pengawetan secara alami meliputi pemanasan dan pendinginan.

2) PENGAWETAN SECARA BIOLOGIS

Proses pengawetan secara biologis misalnya dengan peragian (fermentasi).

·         Peragian (Fermentasi)

Merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yang akan diragikan.

·         Enzim

Enzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia. Enzim yang terdapat dalam makanan dapat berasal dari bahan mentahnya atau mikroorganisme yang terdapat pada makanan tersebut. Bahan makanan seperti daging, ikan susu, buah-buahan dan biji-bijian mengandung enzim tertentu secara normal ikut aktif bekerja di dalam bahan tersebut. Enzim dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Perubahan itu dapat menguntungkan ini dapat dikembangkan semaksimal mungkin, tetapi yang merugikan harus dicegah. Perubahan yang terjadi dapat berupa rasa, warna, bentuk, kalori, dan sifat sifat lainnya. Beberapa enzim yang penting dalam pengolahan daging adalah bromelin dari nenas dan papain dari getah buah atau daun pepaya.

Enzim Bromalin

Didapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan daging. Aktifitasnya dipengaruhi oleh kematangan buah, konsentrasi pemakaian, dan waktu penggunaan. Untuk memperoleh hasil yang maksimum sebaiknya digunakan buah yang muda. Semakin banyak nenas yang digunakan, semakin cepat proses bekerjanya.

Enzim Papain

Berupa getah pepaya, disadap dari buahnya yang berumur 2,5~3 bulan. Dapat digunakan untuk mengepukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri pharmasi dan alat-alat kecantikan (kosmetik) dan lain-lain. Enzim papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan, halus, dan kadar airnya 8%. Enzim ini harus disimpan dibawah suhu 60o C. Pada 1 (satu) buah pepaya dapat dilakukan 5 kali sadapan. Tiap sadapan menghasilkan + 20 gram getah. Getah dapat diambil setiap 4 hari dengan jalan menggoreskan buah tersebut dengan pisau.

3) PENGAWETAN SECARA KIMIA

Menggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lian. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan. Apabila jumlah pemakainannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi.

a) Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)

Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.

b) Asam Sitrat (citric acid)

Merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.

c) Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid) Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciriciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar

d) Bleng

Merupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan berwarna kekuningkuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral lainnya. Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.

e) Garam dapur (natrium klorida)

Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadang berwarna kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang ada didalamnya. Air laut mengandung + 3 % garam dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.

f) Garam sulfat

Digunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri dan warna kecoklatan pada waktu pemasakan.

g) Gula pasir

Digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.

h) Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kalk

atau kapur klor)

Merupakan campuran dari calsium hypochlorit, -chlorida da -oksida, berupa serbuk putih yang sering menggumpal hingga membentuk butiran. Biasanya mengandung 25~70 % chlor aktif dan baunya sangat khas. Kaporit yang mengandung klor ini digunakan untuk mensterilkan air minum dan kolam renang, serta mencuci ikan.

i) Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit yang diperdagangkan berbentuk kristal. Pemakaiannya dalam pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi kayu serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik. Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-sama bahan atau diasapkan. Prinsip pengasapan tersebut adalah mengalirkan gas SO2 ke dalam bahan sebelum pengeringan. Pengasapan dilakukan selama + 15 menit. Maksimum penggunaannya sebanyak 2 gram/kg bahan. Natrium metabisulfit yang berlebihan akan hilang sewaktu pengeringan.

j) Nitrit dan Nitrat

Terdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit. Natrium nitrit berbentuk butiran berwarna putih, sedangkan kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan. Apabila lebih dari jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang. Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di dalam daging tidak berlebihan.

k) Sendawa

Merupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377oC. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet bahan pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.

l) Zat Pewarna

Zat pewarna ditambahkan ke dalam bahan makanan seperti daging, sayuran, buah-buahan dan lain-lainnya untuk menarik selera dankeinginan konsumen. Bahan pewarna alam yang sering digunakan adalah kunyit, karamel dan pandan. Dibandingkan dengan pewarna alami, maka bahan pewarna sintetis mempunyai banyak kelebihan dalam hal keanekaragaman warnanya, baik keseragaman maupun kestabilan, serta penyimpanannya lebih mudah dan tahan lama. Misalnya carbon black yang sering digunakan untuk memberikan warna hitam, titanium oksida untuk memutihkan, dan lainlain. Bahan pewarna alami warnanya jarang yang sesuai dengan yang dinginkan.

4. PROSES BEBAS KUMAN

Ada dua cara proses bebas kuman, yaitu sterilisasi dan pasteurisasi

·         Sterilisasi

Adalah proses bebas kuman, virus, spora dan jamur. Keadaan steril ini dapat dicapai dengan cara alami maupun kimiawi.

·         Secara alami

Dapat dilakukan dengan:

– memanaskan alat-alat dalam air mendidih pada suhu 100oC selama 15 menit, untuk mematikan kuman dan virus;

– memanaskan alat-alat dalam air mendidih pada suhu 120 oC selama 15 menit untuk mematikan spora dan jamur.

·         Secara kimiawi

Dapat dilakukan dengan menggunakan antiseptik dan desinfektan.

a. Antiseptik

Merupakan zat yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Ada beberapa bahan yang sering digunakan sebagai antiseptik, antara lain:

1. Alkohol, efektif digunakan dengan kepekatan 50~70 %;untuk memecah protein yang ada dalam kuman penyakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

2. Asam dan alkali, penggunaannya sama dengan alkohol.

3. Air raksa (hidrargirum=Hg), arsenikum (As) dan Argentum (Ag), yang bekerja melalui sistem enzim pada kuman penyakit.

4. Pengoksida, juga bekerja pada sistem enzim kuman penyakit. Terdiri dari iodium untuk desinfektan kulit dan chlor untuk desinfektan air minum.

5. Zat warna, terutama analin dan akridin yang dipakai untuk mewarnai kuman penyakit sehingga mudah untuk menemukan jaringan mana dari kuman tersebut yang akan dihambat pertumbuhannya.

6. Pengalkil, yang digunakan untuk memecah protein kuman sehingga aktifitasnya terhambat. Contohnya adalah formaldehid.

b. Desinfektan

Merupakan bahan kimia yang digunakan untukmencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh kuman penyakit lainnya. Jenis desinfektan yang biasa digunakan adalah chlor atau formaldehid. Jenis ini lebih efektif bila dicampur dengan air terutama dalampembuatan es. Untuk menjaga kualitas ikan penggunaan chlor sebanyak 0,05 % atau 0,5 gram/liter air sangat efektif

·         Pasteurisasi

Dilakukan dengan memanaskan tempat yang telah diisi makanan atau minuman dalam air mendidih pada suhu sekurang-kurangnya 63oC selama 30 menit, kemudian segera diangkat dan didinginkan hingga suhu maksimum 10oC. Dengan cara ini maka pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan cepat tanpa mempengaruhi rasa makanan dan minuman.

 

Diakses oleh : arifin_pararaja